Secara etimologi "epistemologi" berasal dari bahasa yunani yang berarti teori pengetahuan. Epistemologi adalah sesuatu yang membahas masalah pengetahuan, apakah sesungguhnya ilmu pengetahuan itu dan dari mana sumbernya ? bagaimana proses terjadi dan syarat apa yang perlu dipenuhi agar pengetahuan menjadi ilmu. Sejauh mana batas ilmu pengetahuan ? bagaimana validitasnya ? adakah hukum-hukum ilmu yang memberikan pedoman kepada kita untuk percaya atau tidak percaya tentang sesuatu.
Didalam kehidupan sehari-hari kita selalu menjumpai beberapa pendapat, inustuisi, kepercayaan, fakta-fakta yang ada, yang masing-masing menampilkan kebenaran. Bagaimana sikap kita untuk dapat mengerti kebenaran tersebut. Kita ambil salah satu contohnya perkataan "tahu". Perkataan tersebut mengandung pengertian yang berbeda-beda, baik sumbernya maupun validitasnya.
Perhatikan contoh berikut :
a. Kamu tak bisa berbohong, saya tahu siapa pembohong dan siapa yang bukan pembohong.
b. Tentu saja saya tahu ia sakit, karena saya melihat dan membesuknya ketika ia diopname di rumah sakit.
c. Percayalah, saya tahu apa yang saya bicarakan, bukankah konstitusi kita menyatakan demikian.
d. Kami tahu bahwa mesin mobil itu "safe" karena baru saja kemarin kami mengendarainya ke bandung dengan aman.
Masing-masing pernyataan diatas menyatakan wujud keadaan tahu, tapi masing-masing contoh itu berdasarkan cara tahu dan alasan-alasan yang berbeda-beda, manakah diantara tahu yang dapat dikategorikan sebagai knowledge ?
Dalam contoh a. tahu disini berdasarakan pertimbangan yang bersifat pribadi, apa yang dilihat dan ditafsirkan oleh seseorang sebagai pembohong, penipu, tindak kriminal, mungkin sama sekali tidak mengerti oleh pribadi yang lain.
Contoh b. satu kasus yang bersumber atas dasar observasi langsung, ia percaya dan tahu apa yang ia sadari itu benar adanya, karena demikianlah kesadaran panca inderanaya menghayati realita itu.
Contoh c. berdasarkan atas status pretise wewenang siapa yang menyatakan, juga sumber yang berwujud dokumen ( yaitu UUD ), tak mengharuskan adanya observasi langsung.
Contoh d. memberikan pengertian bahwa knowledge adalah produk pengalaman-pengalaman yang teruji oleh keseluruhan penghayatan, bukan saja kesan indera saja.
Dibalik semua contoh itu ada banyak contoh-contoh lain yang memberikan pengetahuan kepada kita tentang bagaimana memberi pengetahuan kepada kita tentang bagaimana dan bila kita tidak mengetahui, dengan perkataan lain kita percaya sesuatu "kebenaran" sebab kita memiliki ukuran kriteria, yakni kriteria episremologi.
Sistematika dan logika amat berperan di dalam epistemologi, demikian pula metode-metode berpikir seperti metode dedukatif dan indukatif, sebagaimana yang telah dipelajari.
Arti Epistemologi
Reviewed by yogie kurniawan wijaya
on
19.27
Rating:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar